Scroll untuk baca artikel
EDITORIAL

Kamu Masih Diam Setelah Baca Ini, Aneh!

×

Kamu Masih Diam Setelah Baca Ini, Aneh!

Sebarkan artikel ini
dok. Istimewa
dok. Istimewa

“aku pernah membaca sesuatu… entah siapa penulisnya… tapi isinya tak pernah hilang dari pikiranku.”

KSNews — Di ujung gugusan pulau yang kerap dipandang hanya sebagai destinasi, bukan domisili, seseorang berdiri dalam kesunyian: bukan tokoh, bukan pejabat, bahkan bukan yang dianggap penting di forum-forum keputusan. Hanya seorang jurnalis, lahir dari gelisah, tumbuh dalam sunyi, dan bertahan dalam derasnya gelombang tak peduli.

Ia menyebut dirinya bukan siapa-siapa. Tapi justru dari ketakdiakuan itulah suara-suara kecil mulai merambat. Dalam kesunyian pulau, ia menggores kata demi kata. Bukan demi sensasi. Bukan demi pujian. Tapi demi satu hal sederhana: kejujuran yang belum sempat disebutkan.

Banyak yang telah datang dan pergi dengan niat yang samar, membungkus tamak dalam nama program, menancapkan kepentingan dalam bendera pembangunan. Tapi tak banyak yang tinggal untuk mendengar. Untuk bertanya. Apalagi mencatat.

Sementara mereka berbicara tentang transparansi di ruang dingin berpendingin, ada yang menulis dari lantai rumah kayu, berlantaikan keresahan dan berkursikan tekad. Ia tahu, suara jujur tak selamanya keras. Tapi jika cukup setia, ia akan menembus dinding kebisuan.

Generasi setelahnya tak selalu melihat jurnalisme sebagai jalan. Terlalu sulit. Terlalu sunyi. Terlalu sedikit yang bertahan. Tapi mereka lupa: justru dari profesi inilah jejak sebuah zaman bisa dikenali. Dari suara inilah warga bisa menyaksikan dirinya sendiri dengan utuh, tak terpotong-potong oleh narasi yang dibentuk dari kejauhan.

Kepada mereka yang masih malu bersuara, yang lebih nyaman bersembunyi di balik pembenaran bahwa diam itu aman—ketahuilah, dalam diam yang terlalu panjang, dusta tumbuh subur. Dan dalam tiap dusta yang dibungkus rapi, ada yang terampas haknya untuk tahu.

Kepada mereka yang menutup pintu data, yang menyembunyikan agenda dalam kata “proyek”, ingatlah: mercusuar berdiri tak untuk dilihat, tapi untuk menuntun. Dan keterbukaan adalah cahayanya.

KSNews hadir bukan untuk mengadili, tapi untuk mengingatkan. Bahwa undang-undang bukan hanya peraturan, tapi janji bangsa kepada rakyatnya. Bahwa setiap warga punya hak untuk tahu—sebelum mereka dipaksa diam oleh kenyataan yang dibuat-buat.

Kepada para pewarta pulau, kepada mereka yang menulis walau tak dipeluk, kepada yang menggenggam pena walau dibisikkan ancaman, kami bersama kalian. Kami tahu beratnya berjalan di tanah yang basah oleh janji, dan kering oleh realisasi.

Tapi sejarah tak pernah dicatat oleh mereka yang diam dalam aman. Sejarah dicatat oleh mereka yang mau beranjak dari nyaman dan memikul gelisah menjadi tulisan.

Maka hari ini, kami suarakan: biarlah kami tetap jadi buih yang nyaring di samudera. Tak terlihat, mungkin. Tapi tetap bergerak. Dan dari gerakan-gerakan kecil itulah perubahan dimulai.

Karena kami percaya, suara jujur yang ditulis dengan cinta, akan menggemakan Seribu Nusa lebih lantang dari kebisingan di pusat ibu kota.

Jangan Takut Berkata, Jangan Ragu Bersuara

Di negeri ini, keberanian untuk bersuara bukanlah tindakan sembrono—tapi hak yang dijamin konstitusi. Pasal 28 Undang-Undang Dasar telah menegaskan bahwa setiap warga negara berhak menyampaikan pendapat, mencari, memperoleh, serta memberikan informasi. Ini bukan sekadar pasal dalam lembaran hukum, tapi janji negara kepada rakyatnya.

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik adalah bukti bahwa transparansi bukan mimpi. Ia adalah kewajiban. Sebab di ruang-ruang di mana informasi disembunyikan, pengawasan lumpuh, dan kecurigaan tumbuh liar.

Di tengah gelombang sunyi, kami ingin mengatakan ini: jangan takut berbicara. Jangan diam ketika sesuatu terasa salah. Jangan sembunyi karena takut sendiri. Karena suara Anda bukan hanya didengar, tapi dilindungi. Dan ketika satu suara bersambung dengan yang lain, perubahan bukan hanya mungkin—ia tak terhindarkan.

Redaksi KSNews Kita tulis. Kita terangi. Kita jaga bersama.

Disclaimer Penulis: Tulisan ini disusun oleh Ahmad Furqon, Pemimpin Redaksi KepulauanSeribu.News, sebagai bentuk tanggung jawab moral dan profesional dalam menjaga semangat keterbukaan, keberanian bersuara, serta integritas jurnalisme di wilayah pesisir dan kepulauan. Seluruh opini yang disampaikan merupakan pandangan editorial resmi dan bagian dari komitmen KSNews dalam mengawal suara rakyat dari Seribu Nusa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *