KSNews — Proses penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PJLP) Pasukan Putih di bawah Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta kembali menuai sorotan.
Sejumlah warga Kepulauan Seribu mengeluhkan bahwa proses rekrutmen tahun ini terkesan tidak transparan dan sarat dengan “pesanan” dari pihak-pihak tertentu.
Dandi (21), pemuda asal Pulau Tidung yang mencoba melamar, mengaku pesimis sejak awal. “Melamar aja, meski tahu hasilnya akan gagal. Saya tidak punya koneksi,” tuturnya dengan nada getir. Ia bukan satu-satunya.
Beberapa pelamar lain bahkan memilih mundur sebelum mencoba, merasa bahwa peluang hanya terbuka bagi mereka yang memiliki “akses orang dalam.”
Seorang tokoh masyarakat dari Pulau Panggang, yang meminta namanya tidak disebutkan, menyampaikan bahwa praktik kolusi dalam rekrutmen tenaga non-ASN sudah menjadi rahasia umum.
“Kalau gak kuat koneksi orang dalam, jangan harap lolos meski pelamar berotak genius,” candanya, menyiratkan keprihatinan atas sistem yang dinilai tidak memberi ruang bagi kompetensi.
Pasukan Putih sendiri merupakan garda terdepan dalam pelayanan kebersihan dan kesehatan lingkungan, termasuk di fasilitas kesehatan dan ruang publik. Idealnya, rekrutmen dilakukan secara terbuka dan berbasis merit.
Namun, di lapangan, warga menilai prosesnya lebih menyerupai seleksi tertutup yang hanya bisa ditembus oleh mereka yang “direkomendasikan.”
KSNews mencoba menghubungi pihak Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta untuk klarifikasi, namun hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan resmi.
Sementara itu, warga berharap agar proses rekrutmen PJLP di Kepulauan Seribu dapat diawasi lebih ketat dan dijalankan secara adil, agar kesempatan kerja benar-benar terbuka bagi semua, bukan hanya segelintir yang punya koneksi.













sudah membudaya,, di wilayah jakarta selatan jg terindikasi seperti itu,pjlp pasukan putih 2025 ini, tidak terlihat profesionalisme,asas transparansi & akuntabilitas msh di pertanyakan, dr awal pendaftaran yg sudah fixed jadwal nya ,tiba2 di perpanjang, kemudian informasi tes tulis & skrining kesehatan tidak ada waktu(tanggal & hari) pelaksanaan nya (banyak yg gugur/tidak hadir), pembuktian dokumen asli jg tidak ada feedbeck ke pelamar(seperti formalitas) , tdk ada info /daftar hasil nilai seleksi setiap pelamar yg menunjukan peringkat setiap pelamar, & Daftar Cadangan(pengganti peserta yg mundur) sengaja tidak di publikasikan,padahal di surat edaran jelas di cantumkan daftra cadangan < 50% dr posisi yg dibutuhkan.