Scroll untuk baca artikel
KLARIFIKASI

Ini Tanggapan SDA Terkait Masalah Tutup IPAL yang Bahayakan Warga

×

Ini Tanggapan SDA Terkait Masalah Tutup IPAL yang Bahayakan Warga

Sebarkan artikel ini
dok. Istimewa
dok. Istimewa

KSNews — Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kepulauan Seribu, Mustajab, akhirnya buka suara terkait buruknya kondisi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang telah meresahkan warga selama lebih dari 10 tahun. Menanggapi insiden terbaru di Pulau Panggang, di mana seorang lansia terjatuh akibat tutup box kontrol IPAL yang menonjol, Mustajab menyatakan bahwa perbaikan baru akan masuk tahap perencanaan pada 2025, dengan pelaksanaan fisik ditargetkan pada 2026.

“Mohon izin, tahun 2025 ini kami sedang melakukan perencanaan peningkatan IPAL, dan 2026 akan dilaksanakan fisiknya. Mohon dukungan warga Pulau Panggang,” ujar Mustajab kepada redaksi KSNews.

Namun, jawaban ini tidak sepenuhnya meredakan keluhan warga. Masalah IPAL telah menjadi ancaman keselamatan dan kesehatan masyarakat selama lebih dari satu dekade, dan rencana perbaikan yang masih bersifat jangka panjang meninggalkan pertanyaan: Apakah warga harus bertahan dalam kondisi buruk hingga 2026?

Keluhan Meluas, Sudin SDA Diminta Bertindak Cepat

Dari hasil investigasi KSNews, buruknya pengelolaan IPAL bukan hanya terjadi di Pulau Panggang, tetapi juga di Pulau Kelapa, terutama di kawasan padat penduduk. Ketua RW 02 Kelurahan Pulau Kelapa, Mustar, mengungkapkan bahwa box kontrol IPAL yang tidak terawat mengganggu akses warga, dengan tiga titik yang mengalami rembesan air limbah.

“Ada sekitar tiga titik box kontrol IPAL yang merembes kotoran. Ini mengganggu warga dan harus segera diperbaiki,” jelas Mustar.

Senada dengan Mustar, Anggota FKDM Kelurahan Pulau Kelapa, Sabeni, mengungkapkan bahwa warga telah berulang kali melaporkan permasalahan ini, namun belum ada respons konkret dari pemerintah.

“Sering juga warga lapor ke saya soal masalah ini. Sudin SDA harusnya memperhatikan ini, jangan sampai terus berlarut-larut,” ujar Sabeni.

Sementara itu, di Pulau Panggang, warga seperti Junaidi menyatakan bahwa keluhan serupa telah disampaikan ke berbagai tingkat pemerintahan, dari RT hingga Sudin SDA, tetapi tidak pernah mendapatkan tindak lanjut nyata. “Kami sudah melaporkan berkali-kali, tetapi selalu diabaikan. Tidak ada tindakan,” tegasnya.

IPAL untuk Masyarakat, Bukan Masalah yang Dibiarkan Berlarut

Dengan munculnya berbagai aduan dari Pulau Panggang dan Pulau Kelapa, pengawasan terhadap pengelolaan infrastruktur IPAL semakin dipertanyakan. Jika Sudin SDA benar-benar memiliki perencanaan yang matang untuk peningkatan sistem IPAL, mengapa tidak ada upaya perbaikan darurat bagi warga yang terdampak saat ini?

Masyarakat menuntut agar permasalahan ini tidak hanya berakhir sebagai rencana di atas kertas, tetapi benar-benar diimplementasikan dalam waktu dekat. Tanpa langkah nyata, warga Kepulauan Seribu akan terus berhadapan dengan risiko kecelakaan, kesehatan yang terancam, dan fasilitas publik yang gagal berfungsi sebagaimana mestinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *