KSNews – Warga Pulau Kelapa menghadapi krisis air bersih akibat fasilitas SWRO yang tidak beroperasi lebih dari dua minggu. Sejak layanan suplai air terhenti, masyarakat terpaksa mengandalkan air tadah hujan untuk mandi, bahkan menggunakan air sumur yang sudah terasa asin.
Keluhan ini disampaikan oleh Mustar, warga Pulau Kelapa, yang meminta PDAM segera memperbaiki SWRO dan kembali melayani kebutuhan air bersih warga.
“Banyak warga meminta saya menyampaikan ini kepada pengelola. Mereka sudah kesulitan air, bahkan harus mengandalkan hujan,” ujar Mustar kepada KSNews, Senin (9/6/2025).
Keluhan serupa datang dari Ketua RW 03 Kelurahan Pulau Kelapa, Doni Ariyanto, yang mengungkap bahwa ketersediaan air bersih semakin terbatas, terutama karena BWRO yang ada saat ini tidak mampu memenuhi kebutuhan seluruh warga.
“Kami sudah mengusulkan lokasi pembangunan unit BWRO tambahan, bahkan SDA sudah melakukan survei. Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut,” kata Doni dengan nada kecewa.
Menanggapi permasalahan ini, Lurah Pulau Kelapa, Muslim, memastikan bahwa pihaknya telah mengambil langkah resmi untuk mendesak PDAM segera bertindak.
“Kami sudah melayangkan surat resmi kepada PDAM agar segera menangani permasalahan ini,” ujar Muslim.
Ia juga menambahkan bahwa kebutuhan air bersih di Pulau Kelapa telah menjadi perhatian khusus Bupati Kepulauan Seribu, sehingga diharapkan ada langkah konkret dari instansi terkait dalam waktu dekat.
KSNews menelusuri mengapa layanan SWRO terhenti, dan didapati keterangan dari pihak operator bahwa kerusakan terjadi pada sistem inverter alat pompa akibat suplai listrik dari PLN yang tidak stabil.
“Kerusakan terjadi sejak dua minggu lalu, hasil pemeriksaan menunjukkan daya listrik dari PLN tidak stabil,” ujar operator SWRO.
Menurutnya, perbaikan sedang dilakukan, tetapi masih dalam tahap pemesanan suku cadang. Hingga kini, tidak ada kepastian kapan SWRO akan kembali beroperasi.
“Upaya perbaikan sudah berjalan, tetapi kami belum tahu kapan bisa kembali beroperasi,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa terkait kebijakan dirinya tidak berwenang memberikan jawaban lebih lanjut.
Dengan krisis air yang terus berlanjut, warga Pulau Kelapa semakin mendesak pihak terkait untuk segera bertindak. Mereka berharap PDAM dan instansi berwenang memberikan kepastian, bukan sekadar janji tanpa kejelasan.
Kini, masyarakat menunggu apakah pihak pengelola SWRO dan instansi terkait akan segera bertindak, atau warga harus terus bertahan dengan tadah hujan dan air asin.