Scroll untuk baca artikel
INVESTIGASI

Mengejutkan! Wisatawan Hanya Bayar Rp26 Ribu Naik Kapal Penumpang Tradisional, Sisanya Kemana?

Avatar photo
×

Mengejutkan! Wisatawan Hanya Bayar Rp26 Ribu Naik Kapal Penumpang Tradisional, Sisanya Kemana?

Sebarkan artikel ini
dok. Istimewa
dok. Istimewa

KSNews — Fakta mengejutkan terungkap di balik tarif kapal penumpang tradisional rute Kepulauan Seribu – Kali Adem. KSNews menemukan wisatawan yang kembali dari pulau ke Pelabuhan Kali Adem hanya dikenakan tarif Rp26 ribu per orang, padahal di tiket resmi yang mereka pegang tertera harga Rp85 ribu.

Selisih besar ini memunculkan pertanyaan besar: kemana larinya sisa Rp59 ribu tersebut?

“Dari paket pulang, wisatawan cuma bayar Rp26 ribu. Itu sudah termasuk Rp20 ribu untuk kapal, Rp2 ribu untuk asosiasi, Rp2 ribu untuk peron, dan Rp2 ribu untuk operator,” ungkap salah satu pemilik kapal tradisional di Pulau Tidung yang meminta namanya dirahasiakan, Kamis (31/7/2025).

Tikel Kapal Tradisional Kepulauan Seribu untuk Wisatawan

Diduga Diatur Agen Travel

Menurut keterangan sejumlah operator kapal, harga miring ini muncul karena adanya kesepakatan antara agen travel dan pihak kapal. Wisatawan yang membeli paket wisata terintegrasi mendapatkan potongan tarif, sedangkan tiket mereka tetap dicetak dengan nominal penuh Rp85 ribu.

“Ini permainan di belakang layar. Tiket Rp85 ribu itu semacam formalitas saja. Tapi yang disetorkan ke kapal cuma Rp20 ribu. Sisanya? Kami nggak tahu mengalir ke mana,” lanjut sumber tersebut.

Praktik ini menimbulkan tanda tanya besar soal transparansi pengelolaan tiket. Beberapa operator kapal mengaku tidak pernah mendapatkan penjelasan rinci soal alokasi dana dari tarif penuh yang tertera di tiket.

“Kalau memang ada bagi hasil, harusnya jelas dan terbuka. Tapi yang terjadi, uang masuk ke pihak tertentu tanpa kami tahu rinciannya,” ujar operator lain dari Pulau Harapan.

Desakan Audit dan Regulasi

Sejumlah pelaku kapal meminta Dinas Perhubungan DKI Jakarta, KSOP Muara Angke, dan asosiasi terkait melakukan audit terhadap sistem penjualan tiket ini. Mereka mendesak agar ada regulasi yang memastikan semua pihak—terutama pemilik kapal dan penumpang—mendapat kejelasan.

“Kalau begini terus, kepercayaan warga dan wisatawan akan hancur. Kami butuh aturan yang adil, bukan permainan di belakang layar,” tegas salah satu pemilik kapal.

KSNews masih mencoba menghubungi pihak agen travel, asosiasi kapal, dan Dishub DKI untuk mengonfirmasi temuan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *