Scroll untuk baca artikel
ASPIRASI

Warga Pulau Panggang Terluka Akibat Box IPAL: 10 Tahun Keluhan Tak Ditanggapi

Avatar photo
×

Warga Pulau Panggang Terluka Akibat Box IPAL: 10 Tahun Keluhan Tak Ditanggapi

Sebarkan artikel ini
Dok. Istimewa
Dok. Istimewa

KSNews – Keselamatan warga Pulau Panggang kembali terancam akibat buruknya infrastruktur yang tak kunjung diperbaiki. Seorang lansia jatuh dan mengalami pendarahan serius setelah tersandung tutup box kontrol saluran IPAL yang menonjol di jalan sempit. Sementara itu, warga lainnya harus bertahan dengan bau busuk akibat kebocoran limbah yang tak kunjung ditangani.

Insiden ini bukan yang pertama. Astaria, warga setempat, mengungkapkan bahwa banyak warga lainnya telah mengalami kejadian serupa. “Sering juga ada yang tersandung, tetapi kemarin lebih parah. Ma Haji sampai berdarah di kaki dan kepala,” ujarnya kepada KSNews, Sabtu (7/6/2025).

Selain tutup box yang terlalu tinggi, warga juga mengeluhkan masalah kebocoran saluran. Junaidi, warga Pulau Panggang, harus menghadapi bau busuk yang terus menerus akibat rembesan air limbah dari box kontrol di depan rumahnya. “Ini bukan air biasa, ini dari saluran kotoran. Sudah lebih dari 10 tahun, tapi tidak pernah diperbaiki,” keluhnya.

Laporan warga kepada pihak RT, Kelurahan, bahkan Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) hingga kini tidak membuahkan hasil. “Kami sudah melaporkan berkali-kali, tetapi selalu diabaikan. Tidak ada tindakan,” tambah Junaidi dengan nada kecewa.

Dampak dari buruknya infrastruktur ini semakin terasa. Keselamatan warga, terutama lansia dan anak-anak, berada dalam ancaman setiap kali mereka melintas di jalan tersebut. Tanpa perbaikan, kejadian serupa bisa terjadi lagi, bahkan dengan konsekuensi lebih fatal.

Upaya konfirmasi kepada Kepala Sudin SDA Kepulauan Seribu tidak membuahkan hasil. Saat dihubungi oleh KSNews, pihak terkait memilih bungkam meskipun sudah diberikan dokumentasi langsung dari lokasi kejadian.

Kini, warga Pulau Panggang menunggu jawaban. Akankah pemerintah peduli terhadap kondisi infrastruktur yang semakin memburuk, atau akan terus membiarkan masalah ini berlarut tanpa solusi?

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *