Scroll untuk baca artikel
EDITORIAL

Destinasi Recehan? Perang Harga Travel Agent Cemari Masa Depan Pariwisata Pulau

Avatar photo
×

Destinasi Recehan? Perang Harga Travel Agent Cemari Masa Depan Pariwisata Pulau

Sebarkan artikel ini
dok. Istimewa
dok. Istimewa

KSNews — Perang harga antar agen wisata di Kepulauan Seribu semakin tak terkendali. Dalam beberapa bulan terakhir, beredar paket wisata 2 Day 1 Night ke pulau-pulau seperti Tidung dan Pari dengan harga yang tak masuk akal—mulai Rp200.000, padahal standar ideal untuk paket tersebut berkisar di angka Rp350.000 hingga Rp400.000. Narasi wisata bahari pun perlahan bergeser dari edukatif dan berkelanjutan menjadi ajang liburan massal yang murahan dan berisiko.

Di platform media sosial dan marketplace digital, paket berbiaya ekstrem rendah ini menarik wisatawan dengan janji “liburan lengkap dan murah.” Namun, di balik harga recehan tersebut, banyak agen wisata menekan biaya dengan mengabaikan faktor keamanan laut, hak tenaga kerja, hingga legalitas armada.

Operator lokal mengaku kewalahan bersaing. “Harga segitu nggak nutup BBM kapal, makan, homestay, apalagi pelampung,” ujar salah satu penyedia layanan di Pulau Tidung.

Jumlah Wisatawan Naik, Tapi Keselamatan dan Edukasi Merosot

Di tengah gempuran paket murah, data Sudin Pariwisata mencatat lonjakan jumlah wisatawan. Namun ironisnya, peningkatan ini berbanding terbalik dengan kualitas layanan. KSNews mencatat 6 insiden wisatawan nyaris tenggelam antara April dan Juni, sebagian besar terjadi pada kapal tanpa standar keselamatan yang digunakan oleh agen tak resmi.

“ABK-nya serabutan, nggak paham SOP, pelampung pun kadang cuma buat hiasan,” ujar seorang wisatawan dari Tangerang.

Paket wisata recehan juga memicu penurunan daya beli lokal. Banyak pengunjung membawa bekal sendiri, enggan belanja kuliner atau produk UMKM pulau. Homestay lokal pun terpinggirkan oleh “paket akomodasi campuran” yang memadukan hunian seadanya tanpa izin resmi.

Beberapa lurah mengeluh dampak negatif terhadap ekonomi warga. “Kalau agen luar jual murah, kami di pulau cuma jadi latar foto. Wisatawan datang, tapi warga nggak untung,” kata Lurah Pulau Harapan.

Solusi? Regulasi dan Reorientasi Narasi

Redaksi KSNews merangkum langkah konkret yang dapat mengembalikan marwah pariwisata Kepulauan Seribu sebagai destinasi edukatif dan bermartabat:

  • Kurasi dan sertifikasi agen wisata, khususnya untuk paket inap dan aktivitas laut
  • Standar harga minimum yang realistis berdasarkan kalkulasi kebutuhan logistik dan operasional
  • Insentif bagi agen yang melibatkan warga lokal, menyewa homestay, dan membeli produk UMKM
  • Sertifikasi pemandu wisata dan kru kapal untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan wisatawan
  • Kampanye narasi wisata berbasis budaya, konservasi, dan sejarah, menggantikan promosi “liburan hemat”
  • Pajak progresif untuk agen non-kontributif atau agen yang menghindari keterlibatan warga pulau

“Kepulauan Seribu bukan sekadar tempat berlibur. Ini rumah bagi ribuan warga, ruang hidup laut, dan warisan budaya. Recehan merusak semua itu,” tutup editorial KSNews.

Respon (1)

  1. Sudah baca? Sekarang giliran kamu bersuara. Perang harga travel agent bisa jadi bumerang—murahnya paket wisata 2D1N justru bikin warga rugi dan wisata makin berisiko. Setuju, nggak setuju, atau punya solusi? Tulis komentarmu di bawah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *