Scroll untuk baca artikel
INSPIRASI

Mau Hadapi Masalah atau Tenangkan Hati Dulu? Yuk Kenali Jenis Coping Kamu!

Avatar photo
×

Mau Hadapi Masalah atau Tenangkan Hati Dulu? Yuk Kenali Jenis Coping Kamu!

Sebarkan artikel ini

Oleh : Isna Mutmainah

Setiap individu pernah mengalami stress dalam hidupnya, tingkat stress yang dialami setiap individu berbeda meski stimulus yang diterima sama karena perbedaan kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki individu. Kemampuan pemecahan masalah atau coping stress merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki setiap individu, dimana kemampuan ini digunakan ketika individu berada pada situasi yang tidak menyenangkan.

menurut Lazarus dalam  Ekasari & Yuliyana, (2012) coping merupakan strategi untuk manajeman tingkah laku kepada pemecahan masalah yang paling sederhana dan realitas, berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah yang nyata, dan coping merupakan semua usaha kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengurangi, dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan. Coping terdiri dari respon (pikiran, perasaan dan tindakan) yang digunakan individu untuk menghadapi masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan dalam keadaan tertentu(Dewi & Jamaludin, 2016).

Berdasarkan tersebut penulis memberikan kesimpulan bahwa coping merupakan kemampuan individu dalam menghadapi masalah atau segala hal yang dianggap mengganggu dengan cara melakukan perubahan kognitif yaitu mengatur atau mengatasi masalah.

Menurut Yusoff et al., (2011) Cara Individu melepas stress terdiri dari dua strategi; pertama, problem-focused coping bertujuan untuk menyelesaikan masalah atau melakukan sesuatu untuk mengubah sumber stress, artinya individu langsung menghadapi sumber yang membuat stress dan ingin menyelesaikannya. Kedua, Emotion-focused coping bertujuan untuk mengurangi atau mengatur tekanan emosi yang terkait dengan situasi, artinya individu mengatur terlebih dahulu perasaannya mengenai permasalahan yang ada.

Meskipun kebanyakan masalah dapat diatasi menggunakan kedua jenis coping tersebut, problem-focused coping cenderung mendominasi ketika individu merasa sesuatu yang membangun dapat terselesaikan, sedangkan emotion-focused coping cenderung mendominasi ketika individu merasa permasalahan adalah sesuatu yang harus ditanggung (Yusoff et al., 2011).

Problem-focused coping biasanya dapat digunkan saat permasalahan yang harus dan segera dikerjakan seperti; seperti seseorang siswa mendapatkan nilai yang rendah, coping yang dilakukan adalah ia belajar dengan giat, menyusun kembali jam belajar atau mengurangi waktu bermain, contoh yang lainnya adalah saat seseorang kesulitan keuang yang akan ia lakukan adalah mencari uang tambahan dengan bekerja tambahan dan mengelola keuangan dengan baik.

Emotion-focused coping digunakan saat permasalahan tidak harus segera diselesaikan contohnya seseorang yang putus cinta maka perilaku yang munkin akan ia lakukan adalah mengekspresikan perasaannya kepada orang lain, tulisan, atau karya, menangis, mencari hiburan. Contoh lainnya adalah saat siswa jenuh belajar, perilaku yang dilakukan adalah berlibur, menenagkan pikiran atau relaksasi.

Berdasarkan hal tersebut coping yang digunakan setiap individu berbeda tergantung dengan situasi dan kondisi setiap individu saat mendapatkan sumber stres, dan apapun coping yang digunakan tidak menjadi masalah selama permasalahan selesai, jadi kamu tipe coping stress yang mana nih?

Referensi

Dewi, S. M., & Jamaludin. (2016). Pengaruh Kecerdasan Emosi Dan Coping Stress Terhadap Psychological Distress Pada Remaja. Tazkiyah Journal of Psychology, 4(1). https://doi.org/10.15408/tazkiya.v4i1.10835

Yusoff, M. S. B., Yee, L. Y., Wei, L. H., Meng, L. H., Bin, L. X., Siong, T. C., & Rahim, A. F. A. (2011). A study on stress, stressors and coping strategies among Malaysian medical students. International Journal of Students’ Research, 1(2), 45–50. https://doi.org/10.5549/IJSR.1.2.45-50

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

INSPIRASI

Siswa bersekolah untuk belajar dan meraih prestasi baik prestasi akademik maupun nonakademik. Prestasi bisa diraih oleh siapa saja selama ia berusaha namun tak jarang siswa mengabaikan hal tersebut, dimana siswa sekolah dan belajar sekedarnya tanpa bersungguh-sungguh. Prestasi tak semata-mata harus mendapatkan piagam penghargaan atau pengakuan dari orang lain, karena prestasi itu sendiri adalah salah satu tujuan dari hasil pembelajaran.